HIJAB

Kematian Badak Jawa (Musofa)

Apapun alasan yang ingin dijadikan tameng, satu fakta berdiri telanjang tanpa bisa dibantah, Badak Jawa Ujung Kulon bernama Musofa MATI.

Dan kematian satu badak bukan sekedar statistik, itu tamparan keras bagi siapa pun yang merasa proses translokasi sudah “sesuai prosedur”.

Musofa bukan angka. Ia adalah salah satu dari sedikit nyawa terakhir spesies yang hampir punah, spesies yang seharusnya dijaga dengan standar tertinggi, bukan diperlakukan seperti barang eksperimen yang diuji-coba di lapangan.

Namun nyatanya, hasil akhirnya tragis, Musofa tidak selamat. Dan setiap dalih yang disusun setelahnya hanya terdengar seperti upaya meredam kegagalan.

Jika proyek translokasi benar-benar aman, kenapa satu badak justru mati?

Jika persiapan sudah disebut “matang”, mengapa yang pulang hanya kabar duka?

Jika semua proses diklaim “sesuai SOP”, apakah itu berarti SOP memang serendah itu hingga nyawa satwa dilindungi bisa melayang begitu saja?

Kematian Musofa adalah bukti bahwa ada sesuatu yang sangat salah. Dan ketika nyawa seekor badak yang jumlahnya tinggal hitungan jari tidak bisa dijamin keselamatannya, maka tidak ada satu pun alasan yang layak untuk terus memaksakan translokasi